Metaverse Menurut Versi Novel Snow Crash
Selain pemberitaan tentang mutasi Covid-19 yang semakin bertambah, pembahasan metaverse juga menjadi pembicaraan yang menarik bagi orang-orang. Istilah ini muncul karena Mark Zuckeberg, CEO Facebook yang mengganti nama perusahaannya menjadi Meta sebagai rebranding dengan metaverse ini. Super sekali ya? Lama-lama akan ada juga metaverse university sebagai kampus virtual kekinian.
Tetapi, tahu tidak jika istilah metaverse ini telah muncul di karya fiksi ilmiah yang berjudul Snow Crash, lho! Snow Crash merupakan novel distopia karangan Neal Stephenson yang terbit di tahun 1992 silam. Metaverse menurut Stephenson ini merupakan ruang virtual yang bisa menghubungkan semua dunia virtual melalui internet dan augmented reality.
Augmented reality atau sekarang lebih kita kenal dengan teknologi AR merupakan teknologi yang menghasilkan citra dari komputer yang diproyeksikan ke dunia nyata. Secara garis besar, Snow Crash menceritakan tokoh bernama Hiro yang bekerja sebagai pengantar pizza di perusahaan pizza Coso Nostra.
Namun, di dalam dunia metaverse, Hiro merupakan seorang pangeran prajurit. Lantas, Hiro terjebak dalam teka-teki virus komputer. Dia harus berpacu di tengah jalan berlampu neon dalam sebuah misi pencarian untuk menghancurkan penjahat virtual. Karena, penjahat virtual tersebut membawa infocalypse (bencana informasi).
Dalam novel Snow Crash, Stephenson menggambarkan pengguna dapat mempresentasikan dirinya dengan avatar dalam bentuk apapun dan bisa dikendalikan secara virtual. Pengguna bisa mengakses metaverse menggunakan perangkat pribadi atau perangkat di tempat publik yang bisa memunculkan avatar mereka.
Bedanya metaverse yang kita kenal saat ini, ialah metaverse di dalam novel tersebut menjadi tempat pelarian yang berbahaya karena dikuasai oleh mafia, tentara bayaran, dan komunitas yang dijaga oleh pasukan bersenjata.
Di novel Snow Crash, warga dari negara-negara hancur akibat inflasi ekonomi berbondong-bondong bermigrasi ke metaverse. Begitu pun dengan pemerintah Amerika Serikat yang telah kehilangan kekuasaan dan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang tak relevan dengan kebutuhan di dunia nyata. Wah, kalau versi metaverse Muhammadiyah, yang ada malah gerakan filantropi dan kepedulian sosial.
Judul Snow Crash ini merujuk pada kejadian berbahaya yang terjadi di metaverse. Di mana, koneksi seseorang ke metaverse telah terjangkit virus komputer atau terkena serangan pembajakan (hacking). Pengguna yang terkena masalah tersebut akan mengalami ‘snow crash’, sehingga bisa merusak avatar daring pengguna dan bisa menyebabkan kerusakan otak pengguna di dunia nyata.